Sabtu, 24 Januari 2009

Agent of Change dan Technopreneur

Jumat, 23 Januari 2009 merupakan salah satu hari istimewa saat ada acara silaturahim dengan dua tokoh nasional di BPPT, yaitu Prof. Dr. Emil Salim dan Dr. Ir. Ciputra.
Prof. Emil Salim mengungkapkan bahwa kata kunci pembangunan adalah “ide”. Dia meyakini bahwa BPPT merupakan gudang para orang beride. Karena itu, besar harapannya bahwa BPPT menjadi agent of change di Indonesia dan melihat ke depan.
Pak Emil juga mengingatkan bahwa Indonesia bukan sekedar memiliki kekayaan sumber daya, tetapi memiliki unique tropical resources, sebagai archipelago yang juga merupakan kekayaan yang menjadi dasar bagi local wisdoms.
Pak Emil mengapresiasi cincin Perekayasa Utama Kehormatan yang diberikan oleh Kepala BPPT dan mengaitkannya dengan peran BPPT agar cincin tersebut menjadi tanda sebagai pemberi harapan Indonesia ke 2030.
Sementara itu, pebisnis terkemuka Ciputra yang juga memperoleh cincin Perekayasa Utama Kehormatan mengingatkan bahwa Indonesia baru sampai pada “yang diinginkan” tetapi belum pada “yang menjadi kenyataan.” Pak Ciputra menyampaikan pentingnya kemampuan untuk melaksanakan “bagaimana” agar yang dihasilkan oleh BPPT dan lembaga lain bermanfaat bagi masyarakat. Untuk itu, tegasnya, kita perlu mendidik dan melatih masyarakat untuk mendorong tumbuh-berkembangnya entrepreneur.
Pak Ci mengusulkan agar BPPT menjadi salah satu Technopreneur (Technopreneurship) Center di Indonesia. Diingatkannya pula bahwa ini tidak mudah. Setidaknya butuh waktu 5 – 10 tahun untuk mempersiapkan para tenaga-tenaga muda bersemangat technopreneur demikian.
Pandangan kedua tokoh ini memang sangat kontekstual dengan semangat mengembangkan/memperkuat sistem inovasi dan klaster-klaster industri di Indonesia dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa. Barangkali pandangan dan harapan kedua tokoh nasional ini juga dapat menjadi pemacu reformasi birokrasi di BPPT.
Wallahu alam bissawab . . .
Salam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar